Kesejahteraan antara guru negeri dan guru honorer juga Guru Tidak
Tetap (GTT) sangatlah timpang. Ironis, dengan beban kerja yang tak jauh
berbeda guru honorer dan GTT banyak yang mendapatkan gaji Rp 200
ribu/bulan. Karena ketimpangan yang sangat mencolok ini Ketua Persatuan
Guru Republik Indonesia (PGRI) Pusat, DR Sulistiyo MPd mendesak
pemerintah untuk memberikan kesejahteraan kepada para tenaga pendidik
maupun tenaga kependidikan non-PNS di Indonesia yang masih di bawah
kewajaran.
“Kita harus jujur bahwa sekarang ini tenaga pendidik masih kurang
sehingga banyak yang memanfaatkan tenaga honorer dan GTT,” katanya,
dalam Seminar Nasional Profesionalisme Guru di Gedung Wanita, rangkaian
HUT PGRI Kota Magelang.
Dia mencontohkan, Sekolah Dasar (SD) di Indonesia sampai saat ini
dipastikan masih kekurangan guru PNS. Apalagi, sejak 3 tahun lalu, tidak
ada pengangkatan dengan adanya kebijakan moratorium PNS di beberapa
daerah.
“Selama tiga tahun tidak ada pengangkatan padahal setiap tahunnya
banyak PNS guru yang pensiun. Di Jateng ada 27.000 guru pensiun.
Sehingga jelas, bahwa peranan guru honorer dan GTT peranannya sangat
penting,” katanya.
Dari data pemerintah, kekurangan guru di Indonesia ada sekitar 2,9
juta orang, sehingga sekolah banyak yang memberdayakan guru honorer dan
GTT. Namun, dari hasil profesi guru honorer tersebut, upah mereka hanya
diberikan antara Rp 100.000 – Rp 200.000/bulan.
“Itu sama saja dengan mendzalimi para guru. Kinerja mereka sama
dengan PNS, sehingga sistem kepegawaian non-PNS dan kesejahteraan ini
harus diperjuangkan. Kami mendesak, kalau sampai tahun 2013 belum juga
ada perbaikan gaji honorer, PGRI akan melakukan gerakan organisasi
secara serentak, sampai permintaan itu dikabulkan,” tandasnya.
Sumber : Pengumuman CASN
Kesenjangan Guru GTT dan Negeri Masih Timpang
Diposkan oleh Unknown | 4:40 AM | Pendidikan, Serba-serbi | 0 komentar »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar
Post a Comment