Cerita? kapan kapan saja. karena dia hanya akan cerita bila memang ada peluang solusi masalah yang orang yang diajak berbagi. Tidak sembarang orang bisa mendengar curahan hati. Tidak semua orang pula bisa sedemikian mudah percaya dan mempercayakan masalahnya. Maka menyimpan masalah adalah lebih baik, daripada harus terbuka kanal hati hingga lari kemana mana masalah pribadi.
Berbeda dengan perempuan. Hatinya tak kuasa menahan persoalan persoalan. Bercerita, berbagi, dan juga mengekspresikan diri dalam sikap dan tingkah laku adalah hal yang biasa. Susah bagi wanita menyembunyikan perasaan. Apakah itu suka, benci atau bahkan sedih. Ingin rasanya seperti pria yang selalu pakai logika. tapi nampaknya perempuan memang berbeda. Dia lebih suka bicara pada hati dan komitmen. Bicara pada soal memiliki dan dimiliki. Tidak lagi bicara pada soal suka atau tidak suka semata.
Maka air mata bagi wanita adalah sebuah cara untuk mengungkapkan perasaan. Bahagia, haru, benci dan bahkan luka, menjadi sangat jelas terpancar lewat linangan air mata dan isakan tangisnya. Maka bila memang itu terjadi, mereka hanya butuh didengar dan diperhatikan. Butuh dibantu dan diakui keberadaannya. Serta butuh sandaran, yang akan bisa menguatkan, langkah kaki kehidupan yang masih kudu berjalan entah sampai kapan...
0 komentar
Post a Comment